Menggagas Film Bermutu Karya Anak Bangsa

DSC_0979

Anda sering kecewa dengan perfilman Indonesia? Berapa banyak tayangan televisi baik sinetron atau produk film lain yang kurang bermutu? Hingga banyak orang memilih film luar negeri yang lebih menarik. Lalu bagaimana nasib perfilman dalam negeri? Redaksi Prioritas sengaja menjumpai Joko Narimo (34), seorang film maker yang sangat menghayati dan memahami arti kebanggaan kepada perfilman Indonesia.

Beberapa bulan lalu Joko membentuk KINEKITA, sebuah komunitas perfilman sebagai ajang diskusi demi kemajuan perfilman Indonesia. Joko yang sudah malang melintang di dunia perfilman mengumpulkan para pihak untuk bergabung. Salah satu kegiatannya adalah mempertemukan film maker dengan penonton dalam diskusi untuk mendapat masukan dan kritik yang membangun.

Joko sadar memang KINEKITA sebagai komunitas diskusi memang belum sempurna, masih banyak pihak belum bergabung. “Pelan-pelan saya yakin banyak insan perfilman dan berbagai pihak yang berkepentingan bisa duduk bersama dan memberikan sumbang saran untuk kemajuan film lokal maupun nasional,” harapnya. Mencari solusi bersama untuk meningkatkan mutu film Indonesia.

Untuk mewujudkan itu, KINEKITA menjalin kerja sama dengan Andree dan Aldo wakil dari PLATINUM, CINEPLEX yang berkantor di Hartono Mall. Mereka bersepakat manggagas acara apresiasi film Indonesia. Acara ini akan diselenggarakan setiap Sabtu dan Minggu di Platinum Cineplex. “Kami akan mendiskusikan berbagai film fiksi atau non fiksi yang berdurasi panjang maupun pendek, tetapi khusus Indonesia,” kata Joko.

“Maksud dari apresiasi ini adalah bagaimana film Indonesia bisa memberikan tontonan yang edukatif sebagai hiburan,” imbuh Joko. Laki-laki murah senyum ini prihatin karena minimnya tayangan televisi yang berkualitas karena kebanyakan tidak membawa pesan positif yang mendidik.

Oleh karenanya diskusi ini juga bertujuan mendorong tumbuhnya industri kreatif dalam dunia perfilman lokal maupun nasional. Sesungguhnya banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis multimedia yang bermunculan, sayangnya masih berkutat di sisi teknis dan belum ke arah kreativitas, seni dan ide gagasan untuk membuat tayangan bermutu.

Acara perdana apresiasi akan menampilkan film karya Medang Kamulan Picture yang disutradarai oleh Zen Al-Ansory. Film produksi orang Solo ini berdurasi 50 menit 43 detik. “Kita akan lihat bagaimana karya orang Solo, ditonton orang Solo dan bagaimana respon serta komentar mereka,” kata Joko. Sebelumnya film ini diputar di Platinum dan dihadiri 190 penonton.

Acara apresiasi selanjutnya juga akan menampilkan karya anak-anak negeri dari kota lain. Beberapa karya film dari Jogja, Jakarta dan Padang sudah submit ke KINEKITA dan tinggal menunggu jadwal. Forum yang mendapat respon langsung dari penonton ini bisa memberikan spirit kuat kepada film maker untuk menciptakan karya yang lebih bermutu. “Menonton film itu melawan lupa, membuat film itu mencatat sejarah, dan sejarah adalah hari ini,” pesan Joko. Mari majukan film Indonesia, hidup perfilman Solo! (sgt)

Tinggalkan komentar